PERSYARATAN PSIKOLOGIS
bagi
SEBUAH PERNIKAHAN
Oleh: R. Matindas, 1988
Banyak kenyataan mengenai kehidupan pernikahan yang disembunyikan oleh para pendahulu. Ini menyebabkan generasi berikutnya mempunyai ilusi tentang pernikahan. Banyak yang mengira pernikahan adalah sesuatu yang indah, yang merupakan alat untuk mencapai kebahagiaan. Pada kenyataannya, tidak jarang pernikahan jauh dari itu.
Menyadari kenyataan bahwa pernikahan tidak selalu seindah impian sangatlah penting, agar pada waktu kenyataan itu dihadapi sendiri, kita tidak lagi terlau kaget dan tidak mengira bahwa kitalah satu-satunya orang yang bernasib malang. Pengetahuan bahwa orang lain juga mengalami nasib serupa seringkali merupakan bahan hiburan yang mujarab. Dan hiburan terhadap suatu kepedihan hidup seringkali dapat membantu meringankan penderitaan. Penderitaan perlu diatasi, karena orang yang terlalu menderita seringkali menampilkan tingkah laku yang dapat menjengkelkan orang lain. Akibatnya, orang lain akan membalas dengan tingkah laku yang justru membuat kita akhirnya justru semakin menderita.
Berikut ini disajikan beberapa kenyataan utama dalam hidup pernikahan.
(1) . Manusia Berubah dari Waktu ke Waktu
Dulu waktu kecil, saya senang sekali kalau diberi pistol air. Sekarang, saya maunya pistol beneran atau kalau tidak bisa minta "mentahannya" saja. Saya berubah. Hal-hal yang dulu begitu berharga bagi saya sekarang kehilangan nilainya. Dulu saya senang ditemani dan merasa kesepian bila ditinggal pergi. Sekarang saya tiba-tiba bisa merasa terganggu oleh kehadiran pasangan saya. "Saya ingin istirahat, jangan ganggu saya," dan sebagainya.
Saya berubah dan diapun berubah. Dulunya dia begitu sabar, sekarang karena sering dimarahin bosnya di kantor, dia jadi mudah tersinggung. Dia sering membentak saya dan seringkali berlaku kasar kepada saya. Dulu dia sangat memperhatikan saya, sekarang dia lebih memperhatikan siaran berita di TV, lebih suka baca koran, tidak lagi mau diajak ke Pasar Baru, dan sebagainya.
Hanya dengan menyadari bahwa masing-masing dari kita dapat (dan satu waktu akan) berubah, kita dapat bersikap lebih realistis dalam menghadapi berbagai kekecewaan dalam pernikahan.
(2) . Dalam Pernikahan Pasti Ada Konflik
Siapapun harus menyadari bahwa tidak mungkin ada dua orang yang bisa selalu seia sekata sepanjang segala abad. Satu waktu pasti ada konflik. Konflik ini bisa merupakan perbedaan pendapat, perbedaan nilai, maupun perbedaan kepentingan. Tapi, walaupun konflik adalah sebuah kenyataan, kita tidak perlu terlalu khawatir, sebab adalah juga kenyataan bahwa banyak sekali konflik yang dapat dipecahkan dengan baik.
(3) . Tidak Seorang Pun Bisa Memuaskan Semua Kebutuhan Pasangannya
Inilah kenyataan yang seringkali menyakitkan. Saya bukanlah segala-galanya bagi dia. Ternyata dia membagi cinta dengan orang lain. Ini memang kenyataan yang pahit, tapi biarpun pahit ini tetap kenyataan. Dan kenyataan harusnya dihadapi, bukan dihindari atau ditutup-tutupi. Jangan terlalu kecil hati kalau anda bukan sega-galanya bagi dia. Karena orang lain pun bukan segala-galanya bagi dia. Dan barangkali, kalau dihitung-hitung, anda tetap lebih unggul dibandingkan orang lain.
(4) . Pernikahan Memerlukan Sejumlah Persyaratan
Menikah bukanlah sebuah pekerjaan yang terlalu berat. Buktinya, banyak sekali orang yang berhasil menikah. Tetapi, menikah juga bukan persoalan yang terlau mudah. Tidak sedikit orang yang menyesali pernikahannya dan bahkan cukup banyak yang kemudian mengambil putusan untuk membatalkan pernikahannya. Kalau membatalkan sebuah pernikahan dapat disamakan dengan sekedar membatalkan pesanan karcis untuk sebuah pertunjukan, mungkin kita tidak perlu terlalu mempersoalkannya. Tetapi, karena perceraian biasanya dipandang sebagai hal yang sedapat mungkin perlu dihindari, barangkali ada baiknya untuk mengkaji apakah para calon yang akan menikah telah memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk memulai sebuah kehidupan bersama.
Adalah kenyataan bahwa pernikahan diatur oleh undang-undang. Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh mereka yang ingin menikah. Bila syarat itu tidak terpenuhi, mereka tidak dizinkan (baca dilarang) menikah. Ini menunjukkan bahwa negara memandang pernikahan sebagai sesuatu yang memerlukan pertimbangan yang matang. Hanya sayangnya, persyaratan-persayaratan yang harus dipenuhi umumnya kurang memperhitung segi-segi psikologis dari para calon. Padahal, menurut saya, kematangan psikologislah yang seharusnya merupakan persyaratan yang paling dipertimbangkan.
Berikut ini adalah sejumlah ciri yang umumunya dimiliki oleh orang-orang yang secara psikologis telah matang untuk memasuki gerbang pernikahan:
(5) . Mengenali kebutuhan pribadi
Setiap orang punya sejumlah kebutuhan psikologis yang hanya dapat dipuaskan melalui interaksinya dengan orang lain. Di antaranya adalah kebutuhan untuk mengabdi, kebutuhan untuk disayangi, dan kebutuhan untuk mengatur orang lain. Makin kenal seseorang pada kebutuhannya, makin mampu ia menemukan cara-cara yang efektif untuk memuaskan kebutuhan itu. Dan makin kenal seseorang pada kebutuhannya yang hanya dapat dipuaskan melalui interaksi dengan orang lain, makin mampu pula ia menilai sejauh mana orang tertentu dapat dipandang cocok untuk teman hidupnya.
Di lain pihak, orang yang tidak mengenali kebutuhannya akan tetap terganggu oleh adanya kebutuhan itu. Sebagai akibatnya, alam bawah sadarnya akan mendorong dia untuk melakukan berbagai tindakkan untuk meredakan ketidakseimbangan yang ditimbulkan oleh kebutuhannya. Tidak tertutup kemungkinan bahwa tingkah laku yang didorong oleh ketidaksadaran ini akan terasa sebagai "gangguan bagi orang lain", khususnya bagi pasangan hidupnya. Itu sebabnya mengapa pengenalan terhadap kebutuhan pribadi adalah salah satu syarat penting bagi sebuah pernikahan.
(6) . Mengenali kebutuhan pasangan
Mengenali kebutuhan pasangan sama pentingnya dengan mengenali kebutuhan pribadi. Dengan mengenali kebutuhan calon pasangan, seseorang dapat menilai apakah ia cocok untuk mendampingi calonnya itu. Jika ia menilai bahwa ia tidak akan mampu memuaskan kebutuhan calonnya, akan lebih baik kalau dia memutuskan untuk sekedar tetap mencintai orang itu, dan tidak perlu menikah dengan orang itu. Bila pasangannya ini kemudian ternyata tidak dapat ia puaskan, maka cepat atau lambat ketidakpuasan si pasangan ini akan menular pada dirinya sendiri. Orang yang terus-menerus merasa kecewa, akan menampilkan berbagai tingkah laku yang pada akhirnya justru mengecewakan orang lain.
(7) . Menyadari makna cinta
Cinta memang sebuah misteri yang sulit dijelaskan. Tapi toh tetap ada beberapa hal yang pasti mengenai cinta. Satu di antaranya adalah kenyataan bahwa cinta bukan sesuatu yang abadi. Saya selalu mengatakan bahwa cinta abadi hanya ada dalam dongeng-dongeng Anderson. Kalau tidak percaya, cobalah tanya pada kakek dan nenek. Apakah seumur hidupnya, mereka masing-masing hanya pernah satu kali jatuh cinta? Kalau kakek cukup jujur, jawabannya hampir pasti, "Tidak. Pada mulanya, kakek pernah mati-matian mencintai seorang teman sekolah. Tapi satu hari si dia memutuskan cinta. Kakek patah hati dan hidup merana, sampai datangnya seorang gadis lain yang kakek kira adalah cinta sejati Kakek. Anehnya, kali ini, justru kakeklah yang mengkhianati cinta. Kakek akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Nenek, yang sekarang mungkin sedang Kakek cintai, walaupun pernah juga beberapa waktu dianggap sebagai hukuman Tuhan terhadap dosa-dosa Kakek.”
Kalau tidak puas dengan cerita Kakek, tanyailah Nenek. Jawabannya kira-kira setali tiga uang. Begitu juga dengan kisah Ayah-Ibu dan Om-Om serta Tante-Tante. Cinta, sekali lagi, bukanlah hal yang abadi. Cinta hanyalah semacam energi yang lahir karena adanya kebutuhan tertentu. Bila kebutuhan ini terasa banyak dipuaskan oleh orang tertentu, kita dikatakan jatuh cinta padanya. Bila kemudian dia tidak lagi mampu memuaskan kebutuhan kita, cinta kitapun perlahan jadi pudar. Orang yang matang untuk sebuah pernikahan, menyadari bahwa cinta tidak bisa dijadikan satu-satunya penyangga pernikahan. Bila pernikahan juga ditopang oleh hal-hal lain di luar cinta, maka melemahnya cinta tidak akan merusak keseluruhan pernikahan itu. Karena itu, mereka yang menyadari hakikat cinta, tahu betul bahwa tidak semua orang yang dicintai harus dijadikan istri atau suami.
(8) . Kehidupan Pernikahan adalah Sebuah Tantangan
Dalam kehidupan pernikahan, ada berbagai kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan. Tapi semua kesempatan itu, bukanlah sesuatu yang secara pasti akan diperoleh. Banyak hambatan yang harus diatasi sebelum kebahagiaan itu dapat dirasakan. Salah satunya adalah kesanggupan mengatasi berbagai konflik dengan pasangan hidup. Karena itu, untuk bisa merasakan kebahagian, cinta saja jelas tidak cukup. Setiap orang yang menikah perlu membekali diri dengan sejumlah keterampilan psikologis yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul.
Beberapa di antara keterampilan psikologis yang utama adalah:
(1) . Kemampuan berkomunikasi
Kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan yang sangat utama untuk bisa hidup berdampingan secara damai dengan orang lain, juga dengan orang yang dicintai. Di dalam kemampuan berkomunikasi, tercakup kemampuan-kemampuan untuk menjelaskan harapan dan keinginan pribadi, dan kemampuan untuk menangkap harapan dan keinginan yang dimiliki pasangan. Banyak sekali masalah yang bisa diselesaikan bila dua pihak yang besengketa sama-sama memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi.
(2) . Kemampuan bernegosiasi
Sekedar terampil mengutarakan isi hati dan peka terhadap perasaan orang lain masih belum cukup, bila tidak disertai dengan kesanggupan untuk melakukan tawar-menawar pada saat ada perbedaan kepentingan. Kemampuan negosiasi sendiri sesungguhnya adalah sebuah faktor yang perlu didukung oleh kematangan pribadi, kesangupan membedakan yang mungkin dari yang mustahil, dan kesedian untuk juga memberi setelah banyak mendapat. Kesanggupan bernegosiasi juga meliputi kemampuan untuk mendewasakan mitra hidup, mengajarkan pada dia bahwa kalau dia mau memberi, maka dia akan mendapat. Sebaliknya kalau dia hanya menuntut kepentingannya, dia akan memperoleh lebih banyak kerugian.
(3) . Kemampuan menyelaraskan A-K-U
“AKU” adalah kesatuan antara Ambisi (hal-hal yang diinginkan), Kenyataan dan Usaha (tindakan nyata untuk mencapai keinginan). Keselarasan antara ketiganya adalah hal yang mutlak dibutuhkan agar seseorang terbebas dari perbagai penderitaan. Hal yang paling penting dalam menyelaraskan A-K-U adalah kesadaran bahwa keinginan merupakan sesuatu yang secara sengaja dibangkitkan, dan karenanya dapat pula ditiadakan. Jika seorang dapat meniadakan keinginan-keinginan yang menimbulkan kekecewaan, maka dengan sendirinya kekecewaan itu dapat dihilangkan. Tentu saja meniadakan keinginan bukanlah sesuatu yang mudah. Untuk itu, orang harus mampu mengenali sumber keinginannya, yaitu kebutuhan, dan kemudian membangkitkan keinginan lain (yang lebih realisitis), yang bisa menjadi alternatif bagi pemuasan kebutuhannya. Kemampuan menyelaraskan A-k-U pada akhirnya adalah kemampuan untuk mengambil keputusan yang bijaksana, yang dilandasai oleh kesadaran mengenai hal hal yang benar-benar benar dibutuhkan (bukan yang hanya sekedar diinginkan).
(4) . Pernikahan Bukan Sebuah Keharusan
Pernikahan hanyalah satu di antara berbagai kemungkinan untuk menemukan kebahagiaan. Karena itu, pernikahan bukan sebuah keharusan. Saya kira ini adalah kata akhir yang perlu benar-benar dihayati. Janganlah sebuah pernikahan dipaksakan hanya sekedar karena "sudah cukup umur" atau demi status semata-mata. Jika memang seorang tidak siap untuk menikah, akan lebih bijaksana untuk membiarkan dia hidup "sendiri.” Saya kira, kita perlu memasyarakatkan pandangan bahwa tidak menikah bukanlah sebuah aib.
Catatan:
Naskah ini adalah penyempurnaan makalah yang disampaikan penulis dalam seminar "Mempersiapkan Perkawinan" yang diselenggarakan oleh majalah Sarinah, bulan Oktober tahun l988.
Dacing
DAFTAR ISI
SEBAGIAN ISI BLOG
(Klik MORE untuk melihat lainnya)
SLIDES / Power Point
Berpikir Kritis
Partisipative Lecturing
Fascilitating Learning01
Fascilitating Learning02
Softskill lewat kuliah
A-K-U dan Visi Pribadi
Seleksi dan Rekrutment
XYZ
Artikel
Anak itu Unik
Test Bakat
GusDur vs AminRais
Gaji vs Motivasi
Filosofi Kesahajaan
(Klik MORE untuk melihat lainnya)
SLIDES / Power Point
Berpikir Kritis
Partisipative Lecturing
Fascilitating Learning01
Fascilitating Learning02
Softskill lewat kuliah
A-K-U dan Visi Pribadi
Seleksi dan Rekrutment
XYZ
Artikel
Anak itu Unik
Test Bakat
GusDur vs AminRais
Gaji vs Motivasi
Filosofi Kesahajaan
------- HOME------ SLIDES ------ ARTIKEL -------PELATIHAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
GAGASAN terSESAT
Memang ada pepatah yang mengatakan: “Malu bertanya, sesat dijalan”, tapi maaf, pepatah itu tidak laku di saat seseorang merintis jalan ke dunia baru yang belum pernah dikenal orang lain. Dalam perjalanan ke sana, tidak ada orang lain tempat bertanya. Karena itu seperti Hamlet, para petualang hanya bisa bertanya pada diri sendiri: “to be, or not to be”. Kumpulan naskah di sini diberi judul GAGASAN terSESAT, gagasan yang keluar dari jalur-jalur kelaziman. Saya percaya bahwa orang hanya mungkin tersesat kalau ia berani bertualang. Selama tetap di jalan umum (yang dilalui semua orang), kita aman. Ruginya, kita juga tidak akan sampai ke dunia yang baru.
Cinta Seks dan Dosa
Manusia itu makhluk multi dimensi. Terikat pada dimensi biologis, ia butuh makan, gerak dan Seks. Sebagai mahluk sosial, ia butuh perhatian, pujian berupa cinta. Lalu (atau barangkali tetapi) sebagai mahluk spiritual, ia butuh ketentraman dan kejaran dosa. Naskah di kapling ini antara lain adalah [1] Aneka Penyelewengan [2] Tips untuk memilih istri ke dua [3] Seks Psikologis Vs Seks Biologis [4]Dosa [5] Cinta, perasaan atau energi?
Ini, bukan Itu.
Naskah di kapling ini bertujuan menunjukkan perbedaan (dari) istilah-istilah yang sering di samaratakan (padahal jelas berbeda) seperti misalnya [1] Iman dan Agama [2] Gengsi dan Harga Diri [3] Konflik, permusuhan dan beda pendapat [4] Kewajar dan Keadilan
Gizi Psikologis Buat Anak
Perkembangan anak tidak saja membutuhkan makanan untuk kebugaran badannya, melainkan juga gizi psikologis untuk kesehatan jiwanya. Untuk itu sejumlah hal perlu mendapat perhatian [1 Anak itu unik [2] Menyikapi kebohongan anak [3] Membekali anak dengan keterampilan hidup [4]Moral di balik cerita wayang [5] Kritik, santapan rohani bergizi tinggi
Keranjang Daur Ulang
Ada sejumlah naskah yang tekah saya tuliskan lebih dari 20 tahun yang lalu. Ketika berberapa orang mebacanya di tahun 2008, mereka mengira naskah itu barus selesai kemarin. Anda mungkin tergoda membaca judul-judl ini [1] Empat cara menabung waktu [2] Jail [3] Kenalkan: “Amitri” [4] S edekah [5] Selusin Jurus Bijak dalam Menolong
Perempuan Gagah Jelita
Issu kesetaraan gender adalah topik kontroversial yang kadang kadang memberi inspirasi untuk menulis. Terganggu oleh adanya tiga jenis kelamin yang terulis di pintu toilet (laki / perempuan/ guru atau male / female/ executive) , saya teregilitik menulis topik-topik berikut. [1] Kartono, Sosok Kartini Abad Ini [2] Emansipasi dan Pembagian Peran [3] A-K-U Wanita [4] Menjadi Perempuan (bukan Pria, bukan Wanita) [5] Nilsa, dari sabang sampai Merauke [6] Realita Pernikahan
Kreatif Tanpa Nyentrik
Banyak mahasiswa isntitut kesenian yang berdandan dengan cara nyentrik. Pakai anting sebelah, rambut gondrong atau baju separuh dekil. Mereka kira, dengan nyentrik mereka langsung kreatif. . . . Padahal, hakikat kreatifitas jauh dari sekedar berbeda. [1] Kreatologi, jurus-jurus perangsang kreativitas [2] Kreativitas bukan segala-galanya [3] Kreativitas, perlukah? [4] Agar Anak Tak Mirip Robot
Sekedar Bertanya
Silence is Golden (tapi jangan diam waktu ujian lisan). Talking is Silver (jangan berisik waktu yang lain berdoa). Jangan diam dan jangan bicara. Jadi?.... Bertanyalah. Bertanya tanpa berisik. Bertanya pada diri sendiri [1] Dari mana datangnya keinginan? [2] Renungan Logika [3] Nasionalisme, spirit, sifat atau sekedar mode [2] Masyarakat Madani, . . . . Mungkinkah?
Tertawalah, mumpung gratis
Lelucon, Anekdot maupunKisah Penyegar yang ada di kapling ini, umurnya sangat pendek. Kalau ada lelucon baru yang lama langsung di hapus. Jadi kalau tidak anda baca hari ini, besok dia sudah berubah jadi cerita lain. Karena itu kalau mau tertawa, tertawalah hari ini, besok boleh jadi sudah terlambat-
Cinta Seks dan Dosa
Manusia itu makhluk multi dimensi. Terikat pada dimensi biologis, ia butuh makan, gerak dan Seks. Sebagai mahluk sosial, ia butuh perhatian, pujian berupa cinta. Lalu (atau barangkali tetapi) sebagai mahluk spiritual, ia butuh ketentraman dan kejaran dosa. Naskah di kapling ini antara lain adalah [1] Aneka Penyelewengan [2] Tips untuk memilih istri ke dua [3] Seks Psikologis Vs Seks Biologis [4]Dosa [5] Cinta, perasaan atau energi?
Ini, bukan Itu.
Naskah di kapling ini bertujuan menunjukkan perbedaan (dari) istilah-istilah yang sering di samaratakan (padahal jelas berbeda) seperti misalnya [1] Iman dan Agama [2] Gengsi dan Harga Diri [3] Konflik, permusuhan dan beda pendapat [4] Kewajar dan Keadilan
Gizi Psikologis Buat Anak
Perkembangan anak tidak saja membutuhkan makanan untuk kebugaran badannya, melainkan juga gizi psikologis untuk kesehatan jiwanya. Untuk itu sejumlah hal perlu mendapat perhatian [1 Anak itu unik [2] Menyikapi kebohongan anak [3] Membekali anak dengan keterampilan hidup [4]Moral di balik cerita wayang [5] Kritik, santapan rohani bergizi tinggi
Keranjang Daur Ulang
Ada sejumlah naskah yang tekah saya tuliskan lebih dari 20 tahun yang lalu. Ketika berberapa orang mebacanya di tahun 2008, mereka mengira naskah itu barus selesai kemarin. Anda mungkin tergoda membaca judul-judl ini [1] Empat cara menabung waktu [2] Jail [3] Kenalkan: “Amitri” [4] S edekah [5] Selusin Jurus Bijak dalam Menolong
Perempuan Gagah Jelita
Issu kesetaraan gender adalah topik kontroversial yang kadang kadang memberi inspirasi untuk menulis. Terganggu oleh adanya tiga jenis kelamin yang terulis di pintu toilet (laki / perempuan/ guru atau male / female/ executive) , saya teregilitik menulis topik-topik berikut. [1] Kartono, Sosok Kartini Abad Ini [2] Emansipasi dan Pembagian Peran [3] A-K-U Wanita [4] Menjadi Perempuan (bukan Pria, bukan Wanita) [5] Nilsa, dari sabang sampai Merauke [6] Realita Pernikahan
Kreatif Tanpa Nyentrik
Banyak mahasiswa isntitut kesenian yang berdandan dengan cara nyentrik. Pakai anting sebelah, rambut gondrong atau baju separuh dekil. Mereka kira, dengan nyentrik mereka langsung kreatif. . . . Padahal, hakikat kreatifitas jauh dari sekedar berbeda. [1] Kreatologi, jurus-jurus perangsang kreativitas [2] Kreativitas bukan segala-galanya [3] Kreativitas, perlukah? [4] Agar Anak Tak Mirip Robot
Sekedar Bertanya
Silence is Golden (tapi jangan diam waktu ujian lisan). Talking is Silver (jangan berisik waktu yang lain berdoa). Jangan diam dan jangan bicara. Jadi?.... Bertanyalah. Bertanya tanpa berisik. Bertanya pada diri sendiri [1] Dari mana datangnya keinginan? [2] Renungan Logika [3] Nasionalisme, spirit, sifat atau sekedar mode [2] Masyarakat Madani, . . . . Mungkinkah?
Tertawalah, mumpung gratis
Lelucon, Anekdot maupunKisah Penyegar yang ada di kapling ini, umurnya sangat pendek. Kalau ada lelucon baru yang lama langsung di hapus. Jadi kalau tidak anda baca hari ini, besok dia sudah berubah jadi cerita lain. Karena itu kalau mau tertawa, tertawalah hari ini, besok boleh jadi sudah terlambat-
Entri Populer
-
Beberapa Cara Mengatasi Kecurangan Akademik R. Matindas, Agustus 2010 Pendahuluan. Hanya dalam tahun 2010 saja, media masa Indonesia sud...
-
Konsep A-K-U adalah rangkuman terpadu teori-teori dan penelitian dibidang psikologi, pendidikan dan manajmen ..... . . . . Uraian lengkapnya
-
Adi lahir dengan berat 3,5 kilogram; Ida beratnya 2,7. Tono berjalan setelah berusia 14 bulan; Tini ketika baru 10 bulan, Gani senang makan ...
-
Tujuh Catatan tentang Test Bakat Pendidikan Tinggi R. Matindas Banyak lulusan SMU yang bingung ketika harus menentukan fakultas pilihannya. ...
-
GAJI vs MOTIVASI Oleh: R. Matindas Di atas kereta tua ada pensiunan PJKA. Di depannya duduk seorang anak muda. Pria berkumis...
-
Antara Mimpi dan Antisipasi R Matindas Hampir tiap orang punya keingintahuan tentang masa depan. Ramalan bintang, yang dimuat disurat kabar...
-
R.Matindas 2005 ( Naskah ini tentang sebuah buku yang masih dalam proses penerbitan, ditulis oleh Ruth Yuni Imanti ) Penulis buku ini ingin ...
-
Undangan Berpikir: Mencegah Kecurangan Akademik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar