Dacing

------- HOME------ SLIDES ------ ARTIKEL -------PELATIHAN
 Amitri mulanya tidak percaya pada James. Ia percaya TENTANG James, karena percaya kata-kata ayahnya. Sayapun pada awalnya tidak mengenal Tuhan, tetapi banyak mendengar tentang Tuhan dari orang-orang yang saya percaya. Ketika pada akhirnya bertemu dengan Tuhan, ternyata Tuhan tidak seperti yang diceritakan orang-orang itu ... Lanjutannya

2 komentar:

Anonim mengatakan...

correct me if i'm wrong..

tapi aku menyimpulkan, analoginya seperti ini:

djames = Tuhan YME
dengan sifat kebijaksanaannya

edi = malaikat
yang selalu mengabdi dan selalu mengikuti peraturan-Nya

johan = iblis
yang memang diberi tangguh untuk 'mengganggu' iman manusia, dan mampu memfasilitasi ego dan nafsu manusia

ami = seorang manusia ciptaan Tuhan
yang dalam dirinya diberikan sifat kebaikan dan kejahatan (kombinasi antara edi dan johan)
dan diberikan kebebasan dan kesempatan memilih jalan hidupnya dengan konsekuensi untuk dipertanggungjawabkan.

*bersyukurlah kita diciptakan sebagai manusia, diberikan kesempatan & kebebasan untuk menuliskan kisah-kisah hidup dengan tinta penuh warna dalam buku kosong pemberian Sang Pencipta, dengan ketebalan buku dan beberapa bab yang ditentukan-Nya sebagai takdir kita.

pemahaman yang sedang aku pelajari sekarang adalah, menjaga keseimbangan antara porsi, peran, tanggung jawab aku sebagai mahluk Tuhan YME, mahluk individual, dan mahluk sosial.

thanks to you, sebuah artikel memberikan gambaran akan makna konsep Tuhan dengan cara yang lebih mudah dimengerti :-)

Unknown mengatakan...

Wah Mas, saya suka sekali tulisan Mas tentang Amitri ini. Sangat pas dan mengena terutama untuk saya. Karena sedari dulu saya selalu mempertanyakan :"Kalau Tuhan Maha segalanya" Mengapa dia butuh kita untuk menyembah dia? Saya terutama take issues dengan gambaran Tuhan yang memiliki sifat2 manusia, hanya saja ditambah "MAHA" di depannya. Apa yang Mas Budi gambarkan dalam kisah Amitri ini benar2 mengena. Sayapun percaya bahwa kepercayaan kita kepada Tuhan adalah untuk kita sendiri... bukan untuk Tuhan. Dan ini merupakan kebutuhan masing2 pribadi. Tidak semua orang sama. Dan masing2 orang akan sampai pada kebutuhan untuk mempercayai dan mencintai Tuhan pada saat yang berbeda2. Sehingga tidak perlu dipromosikan apalagi dg berbagai "ancaman" dosa jika tidak mengikuti "ajaran" Tuhan.

Issue tentang perantara pun menjadi pertanyaan besar bagi saya. Kenapa Tuhan harus bicara pada kita lewat perantara? Saya senang sekali Mas membahas ini. Kalau ini pengalaman pribadi, I can relate to that.

Boleh saya share kisah ini dengan beberapa kenalan dekat dan keluarga? Menurut saya bagus sekali kalau kisah ini di share dalam banyak forum. Kisah ini memiliki makna yang dalam dan sangat relevan untuk segala saat, terutama untuk masa kini dimana promosi untuk mendekatkan diri dengan Tuhan berdasarkan "ajaran" tertentu makin gencar... terutama di Indonesia... paling tidak itu yang yang saya rasakan saat pulang ke Indonesia sebulan yang lalu.

Bravo Mas Budi! Salam dari Pittsburgh.

Arsip Blog

GAGASAN terSESAT

Memang ada pepatah yang mengatakan: “Malu bertanya, sesat dijalan”, tapi maaf, pepatah itu tidak laku di saat seseorang merintis jalan ke dunia baru yang belum pernah dikenal orang lain. Dalam perjalanan ke sana, tidak ada orang lain tempat bertanya. Karena itu seperti Hamlet, para petualang hanya bisa bertanya pada diri sendiri: “to be, or not to be”. Kumpulan naskah di sini diberi judul GAGASAN terSESAT, gagasan yang keluar dari jalur-jalur kelaziman. Saya percaya bahwa orang hanya mungkin tersesat kalau ia berani bertualang. Selama tetap di jalan umum (yang dilalui semua orang), kita aman. Ruginya, kita juga tidak akan sampai ke dunia yang baru.

Cinta Seks dan Dosa
Manusia itu makhluk multi dimensi. Terikat pada dimensi biologis, ia butuh makan, gerak dan Seks. Sebagai mahluk sosial, ia butuh perhatian, pujian berupa cinta. Lalu (atau barangkali tetapi) sebagai mahluk spiritual, ia butuh ketentraman dan kejaran dosa. Naskah di kapling ini antara lain adalah [1] Aneka Penyelewengan [2] Tips untuk memilih istri ke dua [3] Seks Psikologis Vs Seks Biologis [4]Dosa [5] Cinta, perasaan atau energi?

Ini, bukan Itu.
Naskah di kapling ini bertujuan menunjukkan perbedaan (dari) istilah-istilah yang sering di samaratakan (padahal jelas berbeda) seperti misalnya [1] Iman dan Agama [2] Gengsi dan Harga Diri [3] Konflik, permusuhan dan beda pendapat [4] Kewajar dan Keadilan

Gizi Psikologis Buat Anak

Perkembangan anak tidak saja membutuhkan makanan untuk kebugaran badannya, melainkan juga gizi psikologis untuk kesehatan jiwanya. Untuk itu sejumlah hal perlu mendapat perhatian [1 Anak itu unik [2] Menyikapi kebohongan anak [3] Membekali anak dengan keterampilan hidup [4]Moral di balik cerita wayang [5] Kritik, santapan rohani bergizi tinggi

Keranjang Daur Ulang
Ada sejumlah naskah yang tekah saya tuliskan lebih dari 20 tahun yang lalu. Ketika berberapa orang mebacanya di tahun 2008, mereka mengira naskah itu barus selesai kemarin. Anda mungkin tergoda membaca judul-judl ini [1] Empat cara menabung waktu [2] Jail [3] Kenalkan: “Amitri” [4] S edekah [5] Selusin Jurus Bijak dalam Menolong

Perempuan Gagah Jelita
Issu kesetaraan gender adalah topik kontroversial yang kadang kadang memberi inspirasi untuk menulis. Terganggu oleh adanya tiga jenis kelamin yang terulis di pintu toilet (laki / perempuan/ guru atau male / female/ executive) , saya teregilitik menulis topik-topik berikut. [1] Kartono, Sosok Kartini Abad Ini [2] Emansipasi dan Pembagian Peran [3] A-K-U Wanita [4] Menjadi Perempuan (bukan Pria, bukan Wanita) [5] Nilsa, dari sabang sampai Merauke [6] Realita Pernikahan

Kreatif Tanpa Nyentrik
Banyak mahasiswa isntitut kesenian yang berdandan dengan cara nyentrik. Pakai anting sebelah, rambut gondrong atau baju separuh dekil. Mereka kira, dengan nyentrik mereka langsung kreatif. . . . Padahal, hakikat kreatifitas jauh dari sekedar berbeda. [1] Kreatologi, jurus-jurus perangsang kreativitas [2] Kreativitas bukan segala-galanya [3] Kreativitas, perlukah? [4] Agar Anak Tak Mirip Robot


Sekedar Bertanya
Silence is Golden (tapi jangan diam waktu ujian lisan). Talking is Silver (jangan berisik waktu yang lain berdoa). Jangan diam dan jangan bicara. Jadi?.... Bertanyalah. Bertanya tanpa berisik. Bertanya pada diri sendiri [1] Dari mana datangnya keinginan? [2] Renungan Logika [3] Nasionalisme, spirit, sifat atau sekedar mode [2] Masyarakat Madani, . . . . Mungkinkah?

Tertawalah, mumpung gratis
Lelucon, Anekdot maupunKisah Penyegar yang ada di kapling ini, umurnya sangat pendek. Kalau ada lelucon baru yang lama langsung di hapus. Jadi kalau tidak anda baca hari ini, besok dia sudah berubah jadi cerita lain. Karena itu kalau mau tertawa, tertawalah hari ini, besok boleh jadi sudah terlambat-

Entri Populer